GfM9TpClTSGpGUWpGSM8GUdoBA==

Slider

Ibu Rumah Tangga Jadi Korban Konflik Intan Jaya: Dibakar Usai Tertembak, Komnas HAM Angkat Suara!


OMPITV.COM
— Papua kembali berduka. Seorang ibu rumah tangga bernama Hetina Murip dilaporkan menjadi korban penembakan dalam operasi militer di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Tak hanya itu, jenazah Hetina juga dibakar oleh warga setempat, bikin publik makin geram dan bingung.


Info ini dikonfirmasi oleh Sekretariat Komnas HAM Papua yang sedang melakukan verifikasi lapangan terkait dugaan penembakan oleh Satuan Tugas Habema pada Rabu, 14 Mei 2025 lalu.


"Kami masih telusuri siapa pelakunya. Laporan dari mitra lapangan sedang kami dalami," ujar Frits Ramandey, Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua, Minggu (25/5/2025).

 

Budaya Lokal & Luka Mendalam

Menurut Frits, dalam tradisi masyarakat Suku Migani yang mendiami kawasan Intan Jaya, perempuan sangat dijunjung tinggi dan tidak boleh menjadi korban dalam konflik apapun. Maka ketika Hetina tewas tertembak, hal ini jelas melukai nilai-nilai budaya lokal yang sakral.


Mengenai pembakaran jenazah Hetina, Frits menyebut, itu adalah ritual adat dari masyarakat sekitar sebagai bentuk protes dan penghormatan, karena korban dinilai tidak diperlakukan secara manusiawi saat meninggal.


"Pembakaran itu bukan karena marah pada Hetina, tapi bentuk ekspresi duka dan penolakan atas kekerasan," katanya.

 

Komnas HAM: Stop Operasi Militer di Kampung Warga!

Frits juga meminta dengan tegas agar TNI-Polri menghentikan operasi militer di area pemukiman warga sipil. Menurutnya, konflik antara aparat dan milisi TPNPB sudah terlalu sering memakan korban yang gak berdosa.


"Kalau benar ini operasi tempur, maka kami sangat menyesalkan. Kampung bukan tempat perang!" tegasnya.

 

Anak Korban Tulis Surat untuk Presiden Prabowo: “Apa Arti Nasionalisme Jika Kami Dibunuh Negara?”

Sebuah pesan terbuka viral di Papua. Antonia Hilaria Wandegau, yang mengaku sebagai anak Hetina, menulis surat menyayat hati untuk Presiden Prabowo Subianto.


“Mama saya bukan milisi. Mama hanya ngurus dapur. Tapi kenapa ditembak?” tulisnya.
“Apa arti nasionalisme kalau kami disayat oleh negara sendiri atas nama stabilitas?”

 

Surat ini menuai empati dan kemarahan netizen, terutama warga Papua dan pegiat HAM.


TNI vs TPNPB: Narasi Beda, Versi Tak Sama

Di sisi lain, Satgas Habema TNI mengklaim telah melakukan operasi sah melawan milisi TPNPB pimpinan Undius Kogoya dan menewaskan 18 anggota milisi.


Barang bukti yang disita meliputi:

  • Senjata AK-47
  • Senjata rakitan
  • Puluhan amunisi
  • Busur & anak panah
  • Bendera bintang kejora
  • Alat komunikasi


Tapi klaim itu dibantah keras oleh juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. Menurutnya, hanya 3 orang TPNPB yang tewas, dan 2 luka-luka, sedangkan korban lainnya adalah warga sipil!

“TNI menembak warga sipil dan menyebut mereka milisi. Ini propaganda!” kata Sebby.

 

TNI Bantah: “Kami Tak Pernah Lukai Sipil!”

Dari pihak militer, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi membantah tudingan tersebut. Ia menuding balik TPNPB melakukan propaganda agar warga membenci TNI.


“Kami gak pernah targetkan warga sipil. Semua tuduhan itu gak berdasar,” ujar Kristomei.

 

Pejabat Daerah Masih Bungkam

Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, masih belum menjawab pesan konfirmasi terkait insiden ini. Sementara Ketua Tim Mediasi Kabupaten Intan Jaya, Yohakim Mujizau, berjanji akan memberikan keterangan setelah selesai ibadah hari Minggu.


Closing: Papua Butuh Damai, Bukan Darah

Kematian Hetina Murip membuka lagi luka lama di Papua. Ketika ibu rumah tangga pun tak luput dari peluru, saatnya semua pihak — baik militer maupun milisi — ngaca dan introspeksi.


Papua gak butuh lebih banyak baku tembak. Papua butuh dialog, keadilan, dan perlindungan nyata untuk rakyatnya sendiri.

0Comments

© Copyright - Ompi TV - Media Hiburan Masa Kini
Added Successfully

Tulis Apa Yang Ingin Kamu Cari Dan Tekan ENTER Untuk Mencari.